Sapekerap.blogspot.com 14/09/2013 - Krisis Finasial yang dialami oleh
klub-klub yang ada di Indonesia membuat kompetisi persepakbolaan di Indonesia
terganggu. Sebab, masalah keuangan yang dialami klub membuat gaji pemain tertunggak,
bahkan terabaikan. Kondisi tersebut membuat pemain kelabakan untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya.
Sejumlah klub mengalami keterlambatan gaji di musim ini
seperti Sriwijaya FC, PSPS Pekanbaru, Persidafon Dafonsoro, Persiwa Wamena dan
Persija Jakarta. Manajer Madura United, Achsanul Qosasi menilai jika saja klub
dan pemain mau duduk bersama membahas permasalahan yang ada maka tunggakan gaji
tak akan terjadi.
"Pemain harus sadar
dan jangan minta bayaran tinggi. Klub pun sama, jangan menawarkan kontrak
tinggi kalau akhirnya menyengsarakan pemain," kata Achsanul Qosasi kepada
Sapekerap.blogspot.com.
"Jadi, klub dan pemain itu harus sama-sama sadar jangan
mementingkan ego. Coba aja bayangkan gaji pemain berapa sekarang, mahal-mahal
bagaimana mau kebayar. Apalagi, sekarang tanpa APBD," Tambah Pria yang
akrab di sapa AQ.
Dengan demikian maka rasionalisasi gaji atau kontrak untuk
musim depan mau tidak mau harus dilakukan. Jika tidak, bukan mustahil kejadian
di musim ini (banyak klub yang menunggak gaji) akan kembali terjadi di musim
depan.
"Klub dan pemain harus realistis. Pemain harus sadar
dan jangan minta bayaran tinggi. Klub pun sama, jangan menawarkan kontrak
tinggi kalau akhirnya menyengsarakan pemain, gajinya tidak dibayar,"
ujarnya.
"Gaji pemain cukup Rp 20 juta perbulan itu untuk non
timnas. Kalau timnas dan pemain asing ya bolehlah Rp 30 juta. Kalau sekarang,
klub-klub tidak bayar gaji pemain, apa sponsor akan masuk? Tidak akan, karena
menyangkut brand," tambahnya.
Achsanul mencontohkan klubnya Madura United, tidak ada yang
digaji mahal. Madura United mematok harga pemain termahal sekitar 30 juta
perbulan. Dengan demikian, maka pengeluaran klub bisa diatasi dan tidak pernah
menunggak gaji.
"Sembilan bulan Madura United mulus membayar gaji dan
tidak tertunggak. Kita tanya pemain, 'kau mau main disini, gajimu segini, mau
ambil kalau nggak, ya sudah'," tuturnya.
Achsanul berharap, PT Liga Indonesia sebagai operator
kompetisi Indonesia Super League (ISL) segera menerapkan aturan bagi klub-klub
terkait masalah gaji untuk musim depan.
"ISL kan euforianya sudah dapat, masyarakat Indonesia
sangat berminat nonton ISL. Nah tahap selanjutnya, penyehatan finansial setelah
itu beres baru bicara bisnis. Usai itu prestasi akan ikut dengan sendirinya.
Tapi, kalau pengelolaan nggak bener, jangan berharap bisa berprestasi,"
ungkapnya.
"Cash management nya harus diperbaiki oleh setiap klub.
Cara ya yang tadi saya bilang, klub jangan membayar atau mengontrak pemain
dengan tinggi. Dan pemain jangan hanya mau dibayar tinggi saja. Ini demi
sepakbola, pemain dan klub harus realistis," tandasnya mengakhiri
Perbincangan dengan Sapekerap.blogspot.com…
(AL/ Sapekerap.blogspot.com)
Posting Komentar