Ditinjau dari bukti sejarah yang
ada, Madura pertama-tama muncul di dalam catatan sejarah melalui hubungannya
dengan kerajaan Budha Shiva Singasari (abad ke-13) kemudian Majapahit (abad
ke-14) di Jawa Timur. Lombard menulis tentang hal itu (1972: 259) :
Nama Madura, ditulis Madura,
tertera tiga kali didalam Nagakertagama, terutama pada tembang XV. Disitu
ditulis bahwa “Madura tidak termasuk negeri yang asing, karena sejak semula
bersatu dengan tanah Yawa.” Kutipan itu penting karena menunjukkan bahwa orang
Jawa dan orang Madura sudah merasa sebagai anggota dari komuitas budaya yang
sama. Ditulis belakangan, Pararaton, atau “Kitab Para Raja”, mencatat
peristiwa yang lebih kuno sekali dan terutama pengalaman, disekitar tahun 1271,
dari seorang bernama Wiraraja, yang “diasingkan” kemadura oleh raja Singasari,
Kertanegara, sebagai adipati Sumenep karena ia tidak lagi berkenan bagi
rajanya. Wiraraja yang sama beberapa waktu kemudian memberikan perlindungan
kepada Raden Wijaya dan membantunya untuk mendirikan Majapahit.
Ada juga yang menuliskan bahwa Nama
Madura berasal Ketika para penganjur agama hindu dari India tiba di
Nusantara di abab-aba awal milenium pertama, ada juga yang sampai pada sebuah
pulau. Kaum Brahma yang terhitung terpelajar tadi rupanya menemukan pulau yang
indah, sehingga dengan menggunakan bahasa sangsekerta dinamakanlah pulau
tersebut Madura (Gonda 1973: 345, Rifai 1993:9). Kata madura dalam
bahasa sangsekerta memang berarti permai, indah, molek, cantik, jelita, manis,
ramah tamah, lemah lembut (Mardiwarsito, 1978). Dapatlah dimengerti jika
beberapa abad kemudian Jayendradewi Prajnaparamita – salah seorang isteri Raja
Majapahit pertama Sri Kertarajasa Jayawardana – yang melambangkan gunacaranurupita
satyapara (watak yang sangat setia dan kaya akan sifat baik dan berguna)
serta memiliki anindyeng raras (kecantikan rupa tanpa cacat)
dibandingkan dengan prakarti (pekerti, watak, tabiat, kodrat) pulau
Madura (bustami 1996: 326)
Nama Madura mungkin pula diilhami
dan diambilkan dari Madura, sebutan suatu daerah berwanda serupa di India
Selatan yang juga beriklim kering. Penamaan sedemikian bukanlah suatu
keanehan, sebab beberapa nama tempat lain di Indonesia seperti, Malabar,
Narmada, Serayu, Sunda, dan Taruma, memang persis sama dengan nama geografi di
India (Rifai, 2007: 29)
Secara keratabasa (etimologi
rakyat) dikalangan masyarakat awam banyak berkembang asal usul nama Madura yang
direka – reka sebagai suatu ungkapan yang dikaitkan dengan mitologi dan
lagenda setempat. Dikenal di kalangan masyarakat Madura sendiri Madura berasal
dari kata diantaranya adalah maddhunah saghara (madu segara/laut), maddhu
e ra – ara (madu di tanah lapang), maddhunah dara (madu darah), madara
(berdarah), paddhu ara (dari dari bahasa Jawa Kawi, yang berarti
pojok tanah berair, atau tapak di pojok Jawa), dan lemah dura (dari
bahasa kawi yang berarti tanah di kejauhan). Akan tetapi tidak satu pun dintara
dugaan asal usul nama Madura bersumberkan singkatan tadi yang memiliki landasan
ilmiah tak terbantahkan, karena dulu memang bukan demikian cara orang memberi
nama pada suatu tempat atau daerah (Rifai, 2007:30 )
Manusia Pertama Madura
Sejak kapan orang Madura mendiami
pulau Madura? Sampai saat ini belum ada data historis yang akurat. Salah satu
legenda yang bersumber dari tulisan Zainalfattah (1951: 7-13) menyebutkan bahwa
“orang pertama” yang mendiami pulau Madura sekaligus awal ditemukannya pulau
Madura sekitar tahun 929 Masehi.
Pada waktu itu, seorang puteri dari
sebuah kerajaan di pulau Jawa bernama Mendangkamulan tanpa sebab yang jelas
diketahui telah hamil. Mengetahui kondisi puterinya demikian sang raja marah
dan menyuruh seorang patihnya bernama Pranggulang untuk membunuh sang puteri.
Tapi upaya pembunuhan itu selalu gagal sehinggga akhirnya sang puteri melahirkan
seorang bayi laki-laki yang diberi nama Raden Sagoro. Sedangkan patih
Pranggulang tidak berani kembali ke keraton dan merubah namanya menjadi Kiyai
Polèng. Menurut legenda itu, Raden Sagoro dan ibunya kemudian dihanyutkan ke
tengah laut dengan sebuah ghitèk (rangkaian kayu kecil yang berfungsi
sebagai perahu). Akhirnya Raden Sagoro dan ibunya terdampar di sebuah daratan
yang ternyata kelak dikenal dengan nama gunung Gegger (wilayah kabupaten
Bangkalan). Daratan ini disebut “madu oro” yang mempunyai arti pojok di ara-ara
atau pojok menuju ke arah yang luas. Dari kata “madu oro” inilah konon asal
mula kata Madura. Raden Sagoro dan ibunya disebut dalam legenda itu sebagai
penghuni pertama pulau Madura.
Terlepas dari akurat tidaknya
tentang asal usul nama sebuah pulau yaitu Madura, yang pasti pulau tersebut
punya bahasa khas tersendiri yang menjadi identitas suatu masyarakat madura
dengan lainnya yaitu bahasa Madura. Penelitian ilmiah berusaha menemukan fakta
tentang asal usul nama Madura. Sedangkan mitos, atau legenda yang beredar
dimasyarakat madura itu sendiri tidak bisa dinafikan adanya.
Orang mendiami suatu pulau yang
kemudian dikenal dengan nama orang madura sudah ada di pulau tersebut sejak
lama. Tidak bisa di tentukan secara pasti sejak kapan. Namun, orang madura
tersebut sudah lama mendiami dan berinteraksi dengan alamnya sehingga membentuk
kebiasaan tersendiri, karakter dan budaya dimana tidak terdapat atau dimiliki
oleh orang di luar pulau tersebut. Penamaan pulau madura dan orang madura
yang pasti merujuk pada apa-apa yang ada dipulau tersebut.
Namun, bila kita bandingkan dengan
benua Amerika atau Australia, mereka disebut orang Amerika atau Australia walau
pada dasarnya mereka kebanyakan berasal dari Inggris. Kemudian membentuk budaya
dan peradabannya sendiri menjadi Amerika atau Australia. Suku aborigin dan
indian tidak lah menjadi identitas kedua benua tersebut.
Berbeda dengan pulau dan orang
madura. Pulau dan orang madura adalah pulau tersendiri dan orang madura sendiri
yang menjadi sesuatu yang disebut madura. Bila madura juga terwarnai oleh orang
india, jawa, bugis dan mungkin suku-suku lainnya hal ini dapat terjadi. Mereka
hanya mewarnai dan memperkaya madura yang sudah ada. Oleh karena madura
memeiliki beberapa karakter dan perbedaan logat bahasa dari setiap kabupaten
yang ada.
(Agus Lempar)
Posting Komentar